Manusia Dan Harapan
I. Pengertian Harapan
Harapan
atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan
di dapat atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang.
Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak
orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau
berusaha.
Beberapa
pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir
positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam
psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir
pesimis".
Kalimat
lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak
memiliki dasar yang kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan
tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Contoh
– contoh harapan :
*
Budi seorang mahasiswa Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian
tengah semester mendapatkan nilai yang memuaskan.
*
Kadir seorang pegawai yang rajin. Sejak mulai menggarap pekerjaannya ia
mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi
kenyataan, karena itu berusaha bersungguh – sungguh dengan usahanya.
II. Sebab manusia mempunyai
harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk
sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup,
yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
maka manusia mempunyai harapan untuk Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia
sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmani maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan
kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu
adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a) Kelangsungan
hidup (survival)
b) Keamanan
(safety)
c) Hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)\
d) Diakui
linkungan (status)
e) Perwujudan cita
– cita (self actualization)
III. Pengertian Do’a
Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai
kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada
di sisi-Nya
Hakikat doa adalah menunjukan ketergantungan
kita kepada Tuhan dan berlepas diri daya dan upaya mahkluk. Doa juga merupakan
lambang kelemahan manusia , didalam doa terkandung pujian terhadap Tuhan.
IV. Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran.
Tiga
teori kebenaran :
1)
Teori Koherensi atau konsistensi
Suatu
pernyataan diaggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten
dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2)
Teori Korespondensi
Suatu
teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pernyataan tersebut.
3)
Teori Pragmatis
Kebenanran
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis.
Ada
beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
1. Edo tidak percaya pada diri
sendiri.
2. Adit tidak percaya ia berbuat
seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
3. Bagaimana juga kita harus
percaya kepada pemerintah.
4. Orang muslim harus percaya
akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan
berbagai contoh kalimat diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa dasar
kepercayaan itu adalah kebenaran.
V. Kepercayaan dan Usaha untuk
meningkatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan menjadi :
1. Kepercayaan pada diri sendiri,
menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang, dirinya mampu mengerjakan
apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain,
dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai atau terhadap
kebenaran orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah,
karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan kepentingan rakyat,
sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai pemerintah / negara.
4. Kepercayaan kepada Tuhan,
merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan. Dikarenakan keberadaan
manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha
itu bergantung kepada pribadi suatu kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu
antara lain :
1. Meningkatkan ketakwaan kita
dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan pengabdian kita
kepada masyarakat.
3. Meningkatkan kecintaan kita
kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan sebagainya.
4. Mengurangi nafsu mengumpulkan
harta yang berlebihan.
5. Menekan perasaan negatif
seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar